A.Kasus
Cerin
Cerin
adalah seorang wanita berusia 19 tahun yang datang kepada konselor dan
menyatakan bahwa ia sakit hati, kecewa, dan sangat membenci pacarnya. Selama
proses wawancara konseling raut muka Cerin tampak menyimpan amarah dan
terkadang meneteskan air matanya. Berbicaranya dengan tergopoh-gopoh dan seringkali
menarik nafas panjang. Menurut ceritanya pada saat wawancara konseling ternyata
pacarnya selingkuh. Setelah 2,5 tahun menjalin hubungan ternyata kandas karena
suatu penghianatan. Cerin sangat terpukul dengan kejadian itu. Dia jadi
kehilangan nafsu makan, mengalami gangguan tidur, berat badan turun, tidak
konsen kuliah dan IP-nya turun drastis serta setiap harinya suka melamun dan
mendengarkan lagu-lagu yang sedih. Hanya itu pelampiasan yang bisa dia lakukan.
Namun Dia tidak menyangka kekasihnya
yang selama itu dipercaya dan dicintai dengan sepenuh hati ternyata tega
menghianatinya. Dia mengatakan sangat menyesal mengapa selama itu dia terlalu
percaya sama pacarnya. Dia berperasngka selama itu sering dibohongi oleh
pacarnya. Cerin mengakui bahwa dia sangat mencintai pacarnya tetapi dia ingin
secepatnya melupakannya karena semakin sakit kalau ingat dia dan melihat
kenyataan seperti sekarang ini. Cerin merasa tidak terima diperlakukan seperti
itu oleh pacarnya, oleh karena itu setiap kali teringat pacarnya, dia selalu
mengirim pesan baik kepada pacar dan wanita selingkuhannya dengan kata-kata
kasar dan tidak baik. Apalagi kalau dia bertemu dengan pacarnya itu, memang
jantungnya berdebar-debar, tubuhnya gemetar namun semakin sakit hatinya dan
bersikap agresif seperti memukul, menampar, merusak hpnya sambil
mengolok-oloknya. ‘’ Sakit sekali rasanya hati ini ‘’, kata-kata itu yang
sering diucapkan oleh Cerin.. Pacarnya selalu diam kalau Cerin mencaci makinya
namun wanita itu membuat suasana hati Cerin semakin panas karena dia tidak bisa
mengakui kesalahannya bahwa dialah wanita yang menyebabkan hancurnya hubungan
mereka tetapi malah menyalahkan Cerin yang tidak bisa menjaga dengan baik
kekasihnya. Apa yang disampaikan wanita itu semakin membuat emosi Cerin
memuncak.
Sebenarnya
Cerin adalah sosok wanita yang lembut, baik, bicaranya sopan kepada siapapun
tanpa menyakiti perasaan orang lain, sabar, suka memaafkan, suka mengalah
dengan yang lain kini berubah menjadi wanita yang keras, tidak bisa mengontrol
emosi, suka mencaci maki dan sebagainya. Untung saja dia masih mempunyai iman
dalam hatinya, mungkin disaat frustasi karena dihianati pacaranya dia bisa
bunuh diri. Cerin mengakui tiap kali dirinya dikuasai oleh emosi dia segera
shalat dan mengaji agar hatinya menjadi tenang. Dia bisa kuat dan masih bisa
berdiri tegak sampai sekarang karena dia yakin Tuhan senantiasa ada bersamanya.
Dia mempunyai orang tua yang sangat
menyayangi dan memberikan perhatian penuh kepadanya, dan teman-temannya yang
mendukung, menghibur dan memberikan semangat kepadanya serta konselor yang
senantiasa memberikan penguatan sehingga Cerin bisa menyadari bahwa bukan hanya
pacar yang bisa membuat hidupnya bahagia. Selain itu keluarga dari pacarnya
yang senantiasa mendukungnya agar konsentrasi saja dengan kuliah. Tiap kali
dalam pikirannya terlintas pacarnya, Cerin dengan cepat menyadarkan dirinya dan
men-stopnya dan beralih memikirkan hal yang lain. Cerin bisa lebih konsentrasi
terhadap kuliahnya dan semangatnya tinggi untuk meraih mimpi-mimpinya. Namun
dengan kejadian seperti itu, sekarang Cerin sulit percaya dengan laki-laki dan
sulit untuk membuka hatinya buat laki-laki lain. Dia tidak ingin pacaran dulu
untuk saat ini karena masih trauma dengan masa lalunya. Andai kata akan
menjalin hubungan lagi dengan pria lain dia tidak mau mencintai dengan sepenuh
hati karena takut dikecewakan seperti sebelumnya. Begitu juga bila pacarnya
kembali kepadanya dia yidak bisa lagi percaya sepenuhnya kepad dia dan akan
berperasngka kalau dia akan selingkuh lagi. Dia memiliki keyakinan bahwa suatu
saat Tuhan akan meghadirkan jodoh yang terbaik buat hidupnya. Mungkin pacarnya
tidak baik buat dirinya, oleh sebab itu Tuhan menghendaki agar mereka putus.
Dengan keyakinan seperti itulah yang membuat dia bisa menerima semua yang telah
terjadi.
B. Model Konseptualisasi Masalah
1.
Model
Konseptualisasi Masalah dari Swensen
Perilaku
Menyimpang
|
Tekanan
|
Kebiasaan Maladaptif
|
·
Prestasi belajar rendah
·
Bersikap agresif kepada pacar
·
Tidak bisa
mengontrol emosi
·
Suka mencaci maki dan berkata kasar
·
Berpikiran negative kepada semua pria
|
· Pacar yang
selingkuh
· Selingkuhan pacar
yang semakin membuat keadaan menjadi panas
|
· Setiap kali
bertemu pacarnya dia marah dan mencaci makinya
· Disaat ingat
pacarnya dia menjadi murung dan rasanya ingin marah-marah
· Tidak nafsu
makan disaat ada masalah
· Mengalami gangguan
tidur
|
Dukungan
|
Potensi
|
Kebiasaan Adaptif
|
· Orang tua yang sangat sayang dan perhatian
· Teman yang
mendukung, menghibur dan member semangat
· Keluarga pacar
yang mendukung
· Konselor
bersedia membantu memecahkan masalah konseli
|
· Cerin wanita
yang baik,lembut,sopan
· Cerin mampu
membangkitkan semangat dirinya untuk menjadi lebih baik
· Rajin
beribadah dan mengaji
· Rajin Kuliah
|
· Meskipun ada
masalah tetapi dia tetap rajin masuk kuliah
· Mengerjakan
tugas kuliah dengan lengkap
· Secara umum
dapat menampilkan dirinya dengan baik
· Apabila
dikuasai emosi, Cerin menenangkan dirinya dengan shalat dan mengaji
|
2.
Model
Konseptualisasi Masalah dari Seay
Kemungkinan Lingkungan
|
Kesalahan Kognitif
|
Gangguan Afektif
|
Pola Perilaku
|
· Orang tua yang
menyayangi dan perhatian
· Teman yang
mendukung, menghibur, dan selalu member semangat
· Keluarga pacar
memberi dukungan
· Konselor yang
bersedia membantu
· Pacar yang
menghianati
· Selingkuhan pacar
yang selalu membuat suasana menjadi panas
|
· Dia tidak
menyangka kekasihnya yang selama itu dipercaya dan dicintai dengan sepenuh hati
ternyata tega menghianatinya
· Berfikir semua
pria tidak bisa dipercaya
· Menyalahkan
diri sendiri kenapa terlalu percaya dan mencintainya
· Belum bisa untuk
membuka hati buat pria lain.
· Tidak perlu
mencintai pacar dengan sepenuh hati
· Walaupun suatu
hari nanti pacarnya kembali kepadanya ,Cerin tidak akan percaya lagi dan
berperasangka dia akan selingkuh lagi
|
· Merasa sakit hati, marah, kecewa, benci,
terpukul
· Trauma dengan
masa lalunya
· Tidak bisa
mengontrol emosi
|
· Saat wawancara
konseling terkadang dia meneteskan air mata.
· Berbicaranya
dengan tergopoh-gopoh dan seringkali menarik nafas panjang
· Kehilangan
nafsu makan
· Mengalami gangguan tidur
· Setiap harinya
suka melamun dan mendengarkan lagu-lagu yang sedih.
· Mengirim pesan
baik kepada pacar dan wanita selingkuhannya dengan kata-kata kasar dan tidak
baik.
· Ketika bertemu
dengan pacarnya jantungnya berdebar-debar dan tubuhnya gemetar
· Bersikap
agresif kepada pacar seperti memukul, menampar, merusak hpnya sambil mencaci
maki.
· Tiap kali
dirinya dikuasai oleh emosi dia segera shalat dan mengaji
|
3.
Model
Konseptualisasi Masalah dari Lazarus
a. Behavior
Saat
wawancara konseling terkadang dia meneteskan air mata.
Berbicaranya
dengan tergopoh-gopoh dan seringkali menarik nafas panjang
Kehilangan
nafsu makan
Mengalami gangguan tidur
Setiap
harinya suka melamun dan mendengarkan lagu-lagu yang sedih.
Mengirim
pesan baik kepada pacar dan wanita selingkuhannya dengan kata-kata kasar dan
tidak baik.
Ketika
bertemu dengan pacarnya jantungnya berdebar-debar dan tubuhnya gemetar
Bersikap
agresif kepada pacar seperti memukul, menampar, merusak hpnya sambil mencaci
maki.
Tiap
kali dirinya dikuasai oleh emosi dia segera shalat dan mengaji
b. Afeksi
:
ü Sakit
hati, kecewa, dan sangat membenci pacarnya
ü Cerin
sangat terpukul dengan kejadian tersebut
ü Tidak
bisa mengontrol emosi
ü Trauma
dengan masa lalunya
c. Sensation
:
ü Jantungnya
berdebar saat bertemu pacarnya
ü Tubuhnya
gemetar saat beretmu pacarnya
d. Imagery
:
ü Berperasangka
bahwa dia sering dibohongi oleh pacarnya
ü Walaupun
suatu hari nanti pacarnya kembali kepadanya ,Cerin tidak akan percaya lagi dan
berperasangka dia akan selingkuh lagi.
e. Cognition
:
ü Semua
pria itu sama, tidak ada yang bisa dipercaya
ü Cinta
di dunia tidak akan abadi jadi tidak perlu sepenuh hati mencintai pacar
ü Meskipun
tanpa pacar dia bisa bahagia
ü Dia
memiliki keyakinan bahwa suatu saat Tuhan akan meghadirkan jodoh yang terbaik
buat hidupnya.
ü Mungkin
pacarnya tidak baik buat dirinya, oleh sebab itu Tuhan menghendaki agar mereka
putus.
ü Dia
tidak menyangka kekasihnya yang selama itu dipercaya dan dicintai dengan
sepenuh hati ternyata tega menghianatinya
ü Cerin
ingin cepat melupakannya agar tidak terus merasa sakit hati.
f. Interpersonal
:
ü Hubungan
dengan pacar tidak baik.
ü Hubungan
dengan teman, orangtua, dan keluarga dari pacarnya sangat baik.
g. Drug
:
ü Badan
tampak kurus
ü Kalau
bicara tergopoh-gopoh
ü Penampilan
tetap bersih dan rapi
ü Raut
muka tampak menyimpan amarah
4. Model Konseptualisasi Masalah ABC
a.
Antecedent
:
ü Cerin
ditinggalkan oleh pacarnya karena berpaling kepada wanita lain.
b.
Behavior
Afeksi :
ü Sakit
hati, kecewa, dan sangat membenci pacarnya
ü Cerin
sangat terpukul dengan kejadian tersebut
ü Tidak
bisa mengontrol emosi
ü Trauma
dengan masa lalunya
Somatik :
ü Jantungnya
berdebar saat bertemu pacarnya
ü Tubuhnya
gemetar saat beretmu pacarnya
Kognitif :
ü Semua
pria itu sama, tidak ada yang bisa dipercaya
ü Dia
tidak menyangka kekasihnya yang selama itu dipercaya dan dicintai dengan
sepenuh hati ternyata tega menghianatinya
ü Cinta
di dunia tidak akan abadi jadi tidak perlu sepenuh hati mencintai pacar
ü Cerin
ingin cepat melupakannya agar tidak terus merasa sakit hati.
ü Meskipun
tanpa pacar bisa bahagia
ü Dia
memiliki keyakinan bahwa suatu saat Tuhan akan meghadirkan jodoh yang terbaik
buat hidupnya.
ü Mungkin
pacarnya tidak baik buat dirinya, oleh sebab itu Tuhan menghendaki agar mereka
putus.
Perilaku :
ü Saat
wawancara konseling terkadang dia meneteskan air mata.
ü Berbicaranya
dengan tergopoh-gopoh dan seringkali menarik nafas panjang
ü Kehilangan
nafsu makan
ü Setiap
harinya suka melamun dan mendengarkan lagu-lagu yang sedih.
ü mengirim
pesan baik kepada pacar dan wanita selingkuhannya dengan kata-kata kasar dan
tidak baik.
ü Ketika
bertemu dengan pacarnya hatinya berdebar-debar dan tubuhnya gemetar
ü Bersikap
agresif kepada pacar seperti memukul, menampar, merusak hpnya sambil mencaci
maki.
ü Tiap
kali dirinya dikuasai oleh emosi dia segera shalat dan mengaji
c.
Consequences
ü Prestasi
menurun
ü Tidak
nafsu makan dan susah tidur sehingga berat badan turun
ü Hubungan
dengan mantan pacar semakin tidak baik
ü Tidak
bisa percaya lagi sepenuh hati kepada pria
ü Tidak
mau lagi mencintai pria sepenuh hati
ü Mencoba
untuk tidak berhubungan dulu dengan pria buat saat ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar